Bagi sebagian orang, susu dan produk turunan rasanya sangat nikmat. Sayangnya, saat mengonsumsi, beberapa orang dapat mengalami gejala alergi dan juga intoleransi (lactose intolerance).
Beberapa zat dalam makanan dan minuman dapat menimbulkan reaksi intoleransi pada tubuh. Umumnya ada enam jenis intoleransi, seperti intoleransi gluten pada produk berbahan tepung, kafein pada kopi, histamine, salisilat, fruktosan dan yang terakhir oleh produk olahan susu yakni laktosa.
Ketika kita mengalami intoleransi pada laktosa kita harus membatasi minum susu atau produk olahannya seperti keju, yoghurt, mentega, dan es krim. Laktosa sendiri merupakan jenis gula dalam susu, di mana dalam tubuh perlu memecahnya dengan enzim laktase agar mudah terserap.
Enzim ini ada dalam usus kecil manusia, namun tak semua orang memiliki kecukupan enzom yang sama. Akhirnya, sering kali kita akan mengalami beberapa gejala kurang nyaman, bahkan bisa memicu sakit, seperti di bawah ini.
Merasa tidak nyaman pada bagian perut
Gejala yang paling umum biasanya diawali dengan perasaan nyeri dan kembung pada perut. Ini karena karbohidrat dalam laktosa tidak terserap sebagaimana mestinya oleh sel-sel yang melapisi usus besar. Ada produksi gas dan asam yang meningkat, sehingga bisa terjadi sedikit mulas bahkan kram.
Muntah
Diare
Sembelit
Tanda lain dari intoleransi laktosa adalah mengalami sembelit atau konstipasi. Ini menyebabkan feses yang keras dan jarang membuat perut tidak nyaman, kembung dan berlebihan. Hal tersebut terjadi akibat bakteri dalam fermentasi usus besar tidaj dapat mencerna laktosa, akhirnya menghasilkan gas metana, menurut studi dalam jurnal Alimentary Pharmacology & Therapeutics tahun 2008.
Eksim
Kita bisa mengurangi efek lactose intolerant dengan mengonsumsi makanan yang lebih basa, misalnya sayur-sayuran. Tapi, apabila sudah mulai diare dan muntah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan hindari konsumsi susu serta turunannya untuk ke depannya.